Jumat, 13 November 2009

Mengapa Mengritik?

Terus terang, blog saya ini -- dari awalnya sampai, entah kapan nanti, akhirnya -- akan selalu berisikan kritik-kritik, khususnya yang ditujukan untuk gereja-gereja dan para penyelenggara di dalamnya. Tulisan-tulisan saya yang sudah di-publish sebelumnya (di blog ini),  sudah bisa dijadikan sebagai gambaran akan seperti apakah konten-konten yang selanjutnya nanti yang mengisi blog ini. Karena itu, sebelum beranjak lebih jauh lagi nanti ke depan, saya merasa perlu untuk menjelaskan terlebih dahulu di sini mengenai: Mengapa saya memilih untuk menjalankan peranan ini, yaitu menjadi "tukang kritik" (terhadap gereja-gereja)?

Ya, mengapa mengritik? Bukankah mengritik itu adalah suatu hal yang negatif? Dan, bukankah mengritik itu adalah ciri dari orang yang tidak rohani dan tanda dari minimnya kasih yang terdapat di dalam diri para pelakunya? Sungguh, saya bisa memahami ungkapan-ungkapan atau pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan keberatan terhadap perbuatan mengritik itu.

Memang, harus diakui bahwa perbuatan mengritik itu seringkali dilihat sebagai perbuatan yang negatif atau lebih kongkritnya: Perbuatan yang kasar atau kejam atau pun angkuh. Nah, kalau saya sendiri sudah tahu seperti itu, lalu kenapa pula saya masih mau juga untuk melakoni peran "antagonis" dan yang sangat tidak populer ini? Jawaban saya untuk itu adalah begini: Akhir-akhir ini, saya menangkap panggilan Tuhan untuk saya, yaitu untuk menyuarakan "suara kenabian" atas gereja-gereja Kristen secara keseluruhan. (Tetapi, saya tidak akan pernah menyebut diri saya sendiri sebagai seorang nabi. Kalaupun, pada suatu hari nanti ada orang yang menyebut saya demikian, itu urusan mereka sendiri).

Sudah saatnya sekarang, khususnya bagi kita semua sebagai orang Kristen, untuk menyadari bahwa "tukang kritik" itu, tidak semuanya sama. Perhatikanlah nabi-nabi di dalam Alkitab (khususnya, yang paling banyak terdapat di dalam Perjanjian Lama), pada umumnya nabi-nabi itu berperan sebagai "tukang kritik" pada zamannya masing-masing. Jadi, ada satu hal yang merupakan kebutuhan yang sangat mendesak bagi umat Kristen  sekarang ini, yaitu untuk membedakan atau memilah-milah di antara orang-orang yang berperan sebagai "tukang kritik" itu. Dari pengamatan saya sendiri, ada 4 kelompok "tukang kritik" di dalam kekristenan,  yang dapat dan harus kita bedakan, yaitu sebagai yang berikut ini.
  • Orang-orang yang cenderung mengritik segalanya, karena dirinya sendiri sebenarnya sedang "sakit" secara psikologis;
  • Para pengritik awam yang lancang. Mereka ini di sebut "lancang" karena mereka melampaui atau melompati batas-batas yang wajar (dan yang sudah semestinya ada), yang memisahkan antara orang-orang yang ahli di dalam suatu bidang dengan orang-orang yang awam di bidang tersebut.  Mereka terlalu yakin akan pandangan-pandangan/pendapat-penadapatnya sendiri, yang sebenarnya dangkal, masih terlalu mentah, dan belum diuji secara memadai (yaitu sebagaimana yang lazim dilakukan di antara para ahli di bidang study atau keilmuannya masing-masing).
  • Para pengeritik fundamentalis. Mereka ini mati-matian ingin mempertahankan  "doktrin-doktrin" yang telah dirumuskan oleh para tokoh-tokoh pendahulu dari aliran/mazhab mereka itu, yang sangat mereka percayai dan hormati pandangan-pandangan/pendapat-pendapatnya. Doktrin-doktrin itu sudah mereka anggap sebagai "kebenaran" yang absolut, tak terbantahkan, dan tak bisa diganggu-gugat lagi, oleh siapa dan apa pun. Sebab, apa yang sudah dirumuskan oleh tokoh-tokoh mereka di masa yang lampau itu, sudah mereka anggap sebagai  doktrin-doktrin yang "Alkitabiah", dan hal itu, tidak lain, adalah merupakan kebenaran Allah sendiri. Karena itu, apa pun yang berbeda (apa lagi, berlawanan) dengan doktrin-doktrin yang mereka miliki itu, pastilah akan mereka "serang habis-habisan" atau mereka lawan dengan mati-matian (= dengan segala cara, daya dan upaya). Mereka ini bisa bersikap dengan sangat keras, kasar, dan kejam kepada semua orang yang berseberangan pandangan/pendapat dengan mereka. Karena mereka ini sesungguhnya sudah merupakan suatu "wadah yang tertutup", jadi tidak mungkin lagi untuk berdiskusi dengan mereka (walaupun mereka sering juga mengatakan bahwa mereka terbuka untuk berdiskusi dengan siapa saja). "Diskusi" itu hanyalah omong-kosong saja, kalau salah satu atau kedua pihak yang terlibat dari awalnya, memang, sudah beketetapan untuk tidak akan pernah mengubah pandangan/pendapatnya sama sekali.
  • Orang-orang yang mendapatkan panggilan dari Tuhan untuk menjalankan tugas kenabian atau menyuarakan "suara kenabian" bagi umat Tuhan (gereja-gereja Kristen secara keseluruhan). Karena mereka ini dipanggil oleh Tuhan, maka mereka pun mendapatkan kasih karunia dari Tuhan untuk menjalankan tugas tersebut. Karena itulah berbeda, khususnya, dari kelompok yang ketiga tadi, mereka ini, dalam menjalankan tugasnya, yang sekalipun kebanyakan akan mengritik juga, tetap menunjukkan kesantunan, kelemah-lembutan (harus ada perbedaan antara nabi-nabi di dalam PL dan "nabi-nabi" di dalam kekristenan, khususnya di dalam sikap dan pembawaan dirinya) dan, yang terutama, adil atau tidak memihak kepada salah satu golongan/aliran tertentu di dalam kekristenan sekarang ini. Jadi, kritik mereka ini ditujukan kepada umat Kristen atau gereja-gereja secara keseluruhannya. Dan, tujuan dari kritik itu bukanlah untuk membela atau mendukung faham/aliran atau golongan tertentu yang terdapat di dalam kekristenan sekarang ini, melainkan untuk mereformasi gereja-gereja yang ada sekarang ini, secara keseluruhannya.
Nah, demikian sajalah dulu paparan saya mengenai soal "mengapa mengritik?" ini. Kiranya, dengan pemaparan seperti yang dimuat di atas itu tadi, ke depan ini kita semua bisa  membedakan atau memilah-milah di antara para "tukang kritik" yang ada di dalam kekristenan sekarang ini. Dan, kiranya  para pembaca blog saya ini, khususnya, bisa memahami mengapa saya memilih untuk menjalankan peranan yang tadi sudah saya katakan "antagonis" dan tidak populer" ini. Dan, secara lebih luasnya, kiranya dengan penjelasan di atas tadi, umat Kristen (seluruhnya) diperkenalkan terhadap sebuah gerakan kenabian yang baru pada masa kini (berbeda dari yang sudah dikenali sebelumnya), yang sedang dibangkitkan oleh Allah (dengan cara yang calm, slow [but sure!], tidak dengan "grusa-grusu" atau pun dengan gegap-gempita) bagi atau untuk mereformasi gereja-gereja Kristen (secara keseluruhannya) pada masa sekarang ini. Amin.


Sumber: Dikembangkan dari tulisan saya sebelumnya di blog saya yang lain,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar